Karakteristik Kurikulum Prototipe Untuk Jenjang SD & PAUD

Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum penyederhanaan dengan upaya untuk mengatasi krisis belajar(learning loss) saat pandemi Covid-19. Kurikulum Prototipe mendukung pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19. Kurikulum Prototipe memiliki karakteristik umum dan khusus di dalam pelaksanaan pembelajaran. 

Di samping karakteristik umum (utama) yang meliputi pengembangan non-teknis (soft skills) dan karakter, materi esensial, dan fleksibilitas pembelajaran, Kurikulum Prototipe memiliki karakteristik khusus yang sesuai dengan masing-masing tingkat atau jenjang pendidikan. 

Berikut pembahasan mengenai karakteristik Kurikulum Prototipe untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).

PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan awal sebelum siswa memasuki jenjang pendidikan dasar. Di jenjang PAUD, Kurikulum Prototipe di dalam penerapannya memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar sambil bermain

Karakteristik Kurikulum Prototipe yang pertama dalam jenjang PAUD adalah proses pembelajarannya yang dilakukan dengan kegiatan bermain. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat anak usia dini tertekan. Sebab, karakter anak di usia dini memang masih sangat senang untuk bermain. Oleh karena itu, pastikan bahwa permainan yang dilakukan bersifat edukatif.

2. Penguatan literasi dan penanaman karakter sejak dini

Karakteristik ini didasari dengan adanya penguatan literasi dasar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menanamkan karakter positif pada siswa melalui kegiatan belajar sambil bermain yang berbasis buku. Contoh penerapannya adalah dengan mulai membiasakan anak untuk membaca buku cerita setiap sebelum dimulainya pembelajaran.

3. Fase Pondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah

Fungsi pendidikan PAUD sebagai fase pondasi sebelum memasuki pendidikan dasar lebih ditekankan dalam karakteristik ini. Hal ini dengan cara mempersiapkan peserta didik untuk mampu membaca, menulis, dan berhitung agar siap untuk bersekolah.

4. Penguatan profil pelajar pancasila dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek 

Pembelajaran ini setidaknya dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal. Pencapaian profil pelajar Pancasila pada jenjang PAUD dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis proyek. Agar proyek tersebut searah dengan tujuan membangun Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud menetapkan tema proyek yang perlu diterapkan pada satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tema-tema tersebut adalah “Aku Sayang Bumi”, “Aku Cinta Indonesia”, “Bermain dan Bekerja Sama”, dan “Imajinasiku”. Tema-tema ini sangat umum sehingga dapat dikembangkan menjadi beberapa topik yang menginspirasi kegiatan proyek. Di dalam rancangan kegiatan proyek inilah satuan pendidikan dapat membuat pembelajaran yang lebih konkret dan kontekstual.

 

SD

Sekolah Dasar (SD) menjadi jenjang pendidikan formal yang pertama ditempuh. Di jenjang SD, Kurikulum Prototipe di dalam penerapannya memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik:

  • Untuk memahami lingkungan sekitar dengan lebih komprehensif, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

Penggabungan 2 mata pelajaran utama ini diharapkan dapat memotivasi anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. IPAS mulai diajarkan di kelas 3 SD. Dengan diberikannya IPAS ini dapat menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial.

  • Integrasi Computational Thinking (CT) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS

Guru masa kini perlu memahami Computational Thinking (CT) dan menjadi Computational Thinker untuk dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar peserta didik. Computational Thinking adalah kemampuan berpikir untuk mengatasi masalah yang solusinya adalah komputasi. Sistem komputer, teknologi informasi, dan komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari maupun profesi apapun. 

Nah, dengan diadakannya Kurikulum Prototipe tersebut, tentunya semua guru SD perlu bersiap untuk memikirkan bagaimana mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS. 

  • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan

Di dalam penerapan kurikulum prototipe jenjang SD, bahasa inggris menjadi mata pelajaran pilihan. Sehingga bahasa inggris belum menjadi mata pelajaran wajib..

2. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam periode ajaran satu tahun.

Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memulai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Proyek ini juga dapat menginspirasi para peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Manfaat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Bagi peserta didik

  1. Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi diri sebagai warga dunia yang aktif.
  2. Berpartisipasi dalam merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
  3. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek. 
  4. Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam proses belajar.
  5. Melatih siswa untuk bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah/isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.

 

Bagi Sekolah 

  1. Menjadikan sekolah aktif berpartisipasi dan ikut terlibat di dalam masyarakat.
  2. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang ikut berkontribusi kepada lingkungan di sekitarnya.

 

Bagi Guru

  1. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter serta penguatan Profil Pelajar Pancasila.
  2. Merencanakan proses pembelajaran proyek dengan tujuan akhir yang konkret dan jelas.
  3. Mengembangkan kompetensi guru dengan cara kolaborasi dengan guru dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

 

Itu tadi pembahasan singkat mengenai beberapa karakteristik di dalam Kurikulum Prototipe untuk jenjang PAUD dan SD. Semoga dengan mulai diterapkannya kurikulum prototipe ini dapat memulihkan dan memajukan pendidikan di Indonesia.