- Tue, 3 December 2024
- info@smkn1sragen.sch.id
- (0271) 891163
Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum penyederhanaan dengan upaya untuk mengatasi krisis belajar(learning loss) saat pandemi Covid-19. Kurikulum Prototipe mendukung pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19. Kurikulum Prototipe memiliki karakteristik umum dan khusus di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Di samping karakteristik umum (utama) yang meliputi pengembangan non-teknis (soft skills) dan karakter, materi esensial, dan fleksibilitas pembelajaran, Kurikulum Prototipe memiliki karakteristik khusus yang sesuai dengan masing-masing tingkat atau jenjang pendidikan.
Berikut pembahasan mengenai karakteristik Kurikulum Prototipe untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).
PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan awal sebelum siswa memasuki jenjang pendidikan dasar. Di jenjang PAUD, Kurikulum Prototipe di dalam penerapannya memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar sambil bermain
Karakteristik Kurikulum Prototipe yang pertama dalam jenjang PAUD adalah proses pembelajarannya yang dilakukan dengan kegiatan bermain. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat anak usia dini tertekan. Sebab, karakter anak di usia dini memang masih sangat senang untuk bermain. Oleh karena itu, pastikan bahwa permainan yang dilakukan bersifat edukatif.
2. Penguatan literasi dan penanaman karakter sejak dini
Karakteristik ini didasari dengan adanya penguatan literasi dasar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menanamkan karakter positif pada siswa melalui kegiatan belajar sambil bermain yang berbasis buku. Contoh penerapannya adalah dengan mulai membiasakan anak untuk membaca buku cerita setiap sebelum dimulainya pembelajaran.
3. Fase Pondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah
Fungsi pendidikan PAUD sebagai fase pondasi sebelum memasuki pendidikan dasar lebih ditekankan dalam karakteristik ini. Hal ini dengan cara mempersiapkan peserta didik untuk mampu membaca, menulis, dan berhitung agar siap untuk bersekolah.
4. Penguatan profil pelajar pancasila dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran ini setidaknya dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal. Pencapaian profil pelajar Pancasila pada jenjang PAUD dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis proyek. Agar proyek tersebut searah dengan tujuan membangun Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud menetapkan tema proyek yang perlu diterapkan pada satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tema-tema tersebut adalah “Aku Sayang Bumi”, “Aku Cinta Indonesia”, “Bermain dan Bekerja Sama”, dan “Imajinasiku”. Tema-tema ini sangat umum sehingga dapat dikembangkan menjadi beberapa topik yang menginspirasi kegiatan proyek. Di dalam rancangan kegiatan proyek inilah satuan pendidikan dapat membuat pembelajaran yang lebih konkret dan kontekstual.
SD
Sekolah Dasar (SD) menjadi jenjang pendidikan formal yang pertama ditempuh. Di jenjang SD, Kurikulum Prototipe di dalam penerapannya memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik:
Penggabungan 2 mata pelajaran utama ini diharapkan dapat memotivasi anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. IPAS mulai diajarkan di kelas 3 SD. Dengan diberikannya IPAS ini dapat menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial.
Guru masa kini perlu memahami Computational Thinking (CT) dan menjadi Computational Thinker untuk dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar peserta didik. Computational Thinking adalah kemampuan berpikir untuk mengatasi masalah yang solusinya adalah komputasi. Sistem komputer, teknologi informasi, dan komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari maupun profesi apapun.
Nah, dengan diadakannya Kurikulum Prototipe tersebut, tentunya semua guru SD perlu bersiap untuk memikirkan bagaimana mengintegrasikan CT dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS.
Di dalam penerapan kurikulum prototipe jenjang SD, bahasa inggris menjadi mata pelajaran pilihan. Sehingga bahasa inggris belum menjadi mata pelajaran wajib..
2. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam periode ajaran satu tahun.
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memulai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Proyek ini juga dapat menginspirasi para peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Manfaat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Bagi peserta didik
Bagi Sekolah
Bagi Guru
Itu tadi pembahasan singkat mengenai beberapa karakteristik di dalam Kurikulum Prototipe untuk jenjang PAUD dan SD. Semoga dengan mulai diterapkannya kurikulum prototipe ini dapat memulihkan dan memajukan pendidikan di Indonesia.
SMK Negeri 1 Sragen adalah Sekolah Unggulan di Sragen yang beralamat di l. Ronggowarsito, Dusun Kebayanan Sragen